Makalah Ilmu Budaya Dasar "Pemuda Dan Sosialisasi"
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR “PEMUDA DAN SOSIALISASI”
NAMA : IBRAHIM SALEH
KELAS : 1KA01
NPM :
10120514
DOSEN PENGAMPU : MINIK RINAYANTI
Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma 2020
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Kita mengetahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai, hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Didalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Pemuda adalah golongan manusia
manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih
baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah
berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama
bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya
tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh
para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga ini merupakan
proses yang disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu
berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai
titik kulminasi. Pemuda dalam pengertian adalah
manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya
program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan
pasti. Dilihat dari segi budaya atau fungsionalnya maka dikenal istilah anak,
remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12 tahun
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan
sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas dipandang telah memiliki
kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yang telah diperbolehkan untuk
menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta.
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia
18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu dan
bersifat dewasa tidak bersifat anak-anak. Pengertian pemuda berdasarkan umur
dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori
yaitu :
- Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku
sekolah
- Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan
tinggi dan akademi
- Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan
tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran
pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu:
- Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan
sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku
- Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu :
pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka
kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu
mengubah masyarakat dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda
nakal. Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada
masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat
dengan melakukan tidnakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam
kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar
untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal,
revolusioner.
Pemuda adalah jiwa seorang insan
manusia yang memiliki ketangguhan dan semangat yang tinggi dalam memperjuangkan
revolusi dan renovasi peradaban bangsanya menuju arah yang lebih baik. Dengan
kecerdasan intelektualnya, dia dapat melihat segala bentuk permasalahan secara
menyeluruh sehingga sering muncul ide-ide brilian sebagai solusi dari
permasalahan yang ada.
Dengan kebersihan hatinya, dia
senantiasa melakukan yang terbaik bagi bangsa dan agamanya tanpa putus asa dan
pamrih. Dengan kekuatan spiritualnya, dia meyakini segala upaya pengorbanan
merupakan aktivitas ibadah yang akan menjadi batu bata Istananya di surga
kelak.
Dengan segenap potensi dan kekuatan
ini, dia merupakan matahari yang siap mengeluarkan energi terbesarnya untuk
mengawali secercah sinar kebangkitan bagi bangsa dan nusa. Sebagaimana sebuah
pepatah bahasa Arab, ‘Kebangkitan sebuah bangsa terletak pada telapak tangan
para pemuda-pemudanya’.
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah
proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan
yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang
terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Berikut
pengertian sosialisasi menurut para ahli
- Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang
membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup,
dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan
kelompoknya.
- Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses
dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat
tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
- Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses
dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat
tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
- Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses
mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
Melalui proses sosialisasi, seorang
pemuda akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan
demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses
sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di
tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum
tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan
kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini
sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan
menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya
gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah
satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya dengan
sistem sosial. Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan
lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang
mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu,
sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui
pendidikan dan perkembangannya.
Oleh karena itu proses sosialisasi
melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu
prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang
adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri
membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang
sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
- Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya,
yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan
dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau
sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya
- Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang
ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia
lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk
kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma
sosial
Bertitik tolak dari pengertian
pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan
keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau informal untuk
berperan sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi pemuda.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang
uraian di atas maka kami akan mengambil judul Pemuda dan Sosialisasi.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Internalisasi Belajar dan Spesialisasi ?
2. Apa pengetian Pemuda dan Identitas ?
3. Apa saja yang harus dilakukan pemuda untuk membangun identitasnya ?
4. Apa peranan pemuda dalam masyarakat ?
III. PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH
A. INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI
Istilah Internalisasi, Belajar, dan Spesialisasi pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut, atau norma norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan menjadi 2, yaitu norma yang mengatur pribadi (mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu dimana belajar dapat berlangsung di lingkugan maupun di lembaga pendidikan. Istilah spesialisasi lebih ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
B. PEMUDA DAN IDENTITAS
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Pemuda Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaiksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
- Landasan Idiil : Pancasila
- Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
- Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
- Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
- Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
- Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
- Orientasi dalam dirinya sendiri.
- Orientasi ke luar hidup di lingkungan.
Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:
- Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
- Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
C. PEMUDA UNTUK MEMBANGUN
IDENTITASNYA
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pemuda merupakan suatu generasi penerus bangsa Indonesia, maka sebenarnya generasi muda juga menjadi komponen yang penting dan perlu dilibatkan dalam pembangunan bangsa Indonesia, baik secara nasional maupun daerah. Mengapa demikian? Hal ini berkaitan erat dengan dasar dari generasi muda yang sebenarnya memiliki fisik yang kuat, pengetahuan yang baru, inovatif, dan juga memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi pula.
Kondisi tersebutlah yang membuat
peranan pemuda sebenarnya penting dalam proses pembangunan bangsa Indonesia
maupun sebagai penerus bangsa. Tanpa adanya peranan generasi muda atau pemuda
Indonesia maka bangsa Indonesia pastinya akan sulit mengalami perubahan dan
akan mudah pula kehilangan identitas bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, peran
pemuda sebagai generasi penerus bangsa sebenarnya memiliki beberapa peranan
yang seharusnya dapat dilakukan oleh para pemuda Indonesia.
D. PERAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT
Sejarah telah membuktikan bahwasanya pemuda adalah salah satu pilar yang memiliki peran besar dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga maju mundurnya suatu negara sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran dan kontribusi aktif dari pemuda di negara tersebut. Begitu juga dalam lingkup kehidupan bermasyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial dalam tatanan masyarakat sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsa, karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan
Ada beberapa alasan mengapa pemuda
memiliki tanggung jawab besar dalam tatanan masyarakat, antara lain :
- Kemurnian idealismenya
- Keberanian dan keterbukaannya dalam menyerap
nilai-nilai dan gagasan-gagasan baru
- Semangat pengabdiannya
- Spontanitas dan pengabdiannya
- Inovasi dan kreativitasnya
- Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
- Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan
sikap dan kepribadiannya yang mandiri
- Masih langkanya pengalaman pengalaman yang dapat
merelevansikakan pendapat, sikap, dan tindakannya dengan kenyataan yang
ada.
Alasan-alasan tersebut pada dasarnya
melekat pada diri pemuda yang jika dikembangkan dan dibangkitkan kesadarannya,
maka pemuda dapat berperan secara alamiah dalam kepeloporan dan kepemimpinan
untuk menggerakkan potensi-potensi dan sumber daya yang ada dalam masyarakat serta
untuk kemajuan bangsa.
Menurut Ginandjar Kartasasmita,
kepeloporan dan kepemimpinan bisa berarti sama yakni berada di muka dan
diteladani oleh yang lain. Tetapi, dapat pula memiliki arti sendiri.
Kepeloporan jelas menunjukkan sikap
berdiri di muka, merintis, membuka jalan, dan memulai sesuatu, untuk diikuti,
dilanjutkan, dikembangkan, dipikirkan oleh yang lain. Dalam kepeloporan ada
unsur menghadapi risiko. Kesanggupan untuk memikul risiko ini penting dalam
setiap perjuangan, untuk itu diperlukan ketangguhan fisik maupun mental dimana
tidak setiap orang memiliki kemampuan untuk mengambil risiko ini.
Kepemimpinan bisa berada di muka,
bisa di tengah, dan bisa di belakang, seperti ungkapan “ing ngarso
sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani”. Tidak
semua orang juga bisa menjadi pemimpin. Pemimpin juga tidak dibatasi oleh usia,
bahkan dengan tambah usia makin banyak pengalaman, makin arif kepemimpinan.
Dalam konteks ini menurut Ginandjar adalah kepemimpinan di “lapangan”.
Kepemimpinan dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pembangunan yang dilakukan
di tengah-tengah masyarakat, dalam berbagai kegiatan. Kepemimpinan serupa itu
sangat sesuai untuk para pemuda, karena ciri pemuda yang dinamis. Kepemimpinan
yang dinamis diperlukan oleh masyarakat yang sedang membangun. Apabila dengan
bertambahnya usia, kepemimpinan menjadi lebih arif karena bertambahnya
pengalaman, namun hal itu bisa dibarengi dengan berkurangnya dinamika. Pada
lapisan pemimpin-pemimpin muda itulah diharapkan munculnya sumber dinamika.
Sumber dinamika yang dapat mengembangkan kreativitas, melahirkan gagasan baru,
mendobrak hambatan-hambatan, mencari pemecahan masalah, dan jika perlu dengan
menembus sekat-sekat berpikir konvensional. Keberadaan pemuda di Indonesia
sesungguhnya dapat menjadi aset yang berharga bagi masa depan bangsa ini ke
arah yang lebih baik dan mampu berdiri sejajar dengan bangsa lain dalam segala
bidang, dari sisi lain dengan begitu pemuda sangatlah ikut serta berperan aktif
untuk kemajuan negeri ini, bertindak positif memajukan masyarakat yang
berkemajuan dan membantu program pemerintah untuk munuju Indonesia yang sesuai
yang tercantum dalam Pancasila.
PENYELESAIAN MASALAH
Calon pemimpin masa depan itu di pundak generasi muda, nasib suatu bangsa berada di tangan pemuda. Sudah seharusnya sebagai generasi muda harus sadar akan kewajiban dan tugasnya di masa depan,buatlah perubahan yang berbentuk kemajuan. Gantilah hal-hal yang menghambat kemajuan dengan hal-hal baru yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat, sehingga generasi muda lebih dipandang sebagai generasi yang memiliki moralitas, memiliki semangat juang, memiliki pendirian, serta pemuda yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pendidikan, karena ditangan pemudalah majunya dan tidaknya sebuah bangsa.
IV. KESIMPULAN
Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan maju aman dan sentosa. Jika dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi memiliki cirri-ciri khas corak atau watak pergerakan / perjuangan. Sehubungan dengan itu, sejak kebangkitan Nasional, di Indonesia pernah tumbuh dan berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an generasi 45 dan generasi 66, dengan masing-masing ciri khasnya.
V. SARAN
Demikian penjelasan mengenai "Pemuda dan Sosialisasi" dalam mata kuliah ilmu budaya dasar, semoga bisa bermanfaat bagi segenap pembaca. saya mohon maaf apabila ada kesalahan baik berupa penulisan maupun pembahasan diatas karena keterbatasan pengetahuan. kiranya kritikan atau saran yang membangun sangat saya perlukan untuk perbaikan penulisan makalah ini kedepan sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://fauzanbrs94.wordpress.com/2015/11/24/makalah-ilmu-sosial-dasar-pemuda-dan-sosialisasi/
http://byanchariz.blogspot.com/2014/11/isd-bab-4.html
https://ciptadestiara.wordpress.com/category/pemuda-dan-identitas/
https://www.stienobel-indonesia.ac.id/refleksi-arah-gerak-pemuda-generasi-penerus-bangsa/

Komentar
Posting Komentar